Monday 18 January 2016

Pengarang Buku Iqro'

Asslamu'alaikum...

Untuk kalian yang muslim pasti saat kecil pernah belajar ngaji kan? Ingatkah kalian dengan buku Iqro'? Nah disini saya akan menuliskan profil tentang pengarang buku Iqro' yaitu K.H As'ad Humam.


Memang tak banyak orang yang mengenal K.H. As’ad Humam. K.H. As’ad Humam lahir pada tahun 1933. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang, dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun.

Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat As’ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk dibungkukkan. Dalam keseharian, sholatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku’ ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya.

Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).

Nama asli dari KH As’ad Humam hanyalah As’ad saja, sedangkan nama Humam yang diletakkan dibelakang adalah nama ayahnya, H Humam Siradj. KH As’ad Humam (alm) tinggal di Kampung Selokraman, Kotagede Yogyakarta. Ia adalah anak kedua dari 7 bersaudara. Darah wiraswasta diwariskan benar oleh orang tua mereka, terbukti tak ada satu pun dari mereka yang menjadi Pegawai Negeri Sipil. KH Asad Humam sendiri berprofesi sebagai pedagang imitasi di pasar Bringharjo, kawasan Malioboro Yogyakarta. Profesi ini mengantarnya berkenalan dengan KH Dachlan Salim Zarkasyi. Berawal dari silaturahim ini kemudian KH As’ad Humam mengenal metode Qiroati.

Dari Qiroati ini pula kemudian muncul gagasan-gagasan KH As’ad Humam untuk mengembangkannya supaya lebih mempermudah penerimaan metode ini bagi santri yang belajar Al Quran. Mulailah KH As’ad Humam bereksperimen, dan hasilnya kemudian ia catat, dan ia usulkan kepada KH Dachlan Zarkasyi.

Namun gagasan-gagasan tersebut seringkali ditolak oleh KH Dachlan Salim Zarkasyi, terutama untuk dimasukkan dalam Qiroati, karena menurutnya Qiroati adalah inayah dari Allah sehingga tidak perlu ada perubahan. Hal inilah yang pada akhirnya menjadikan kedua tokoh ”berkonflik”. Sehingga pada akhirnya muncullah gagasan KH As’ad Humam dan Team Tadarus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta untuk menyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan cara cepat belajar membaca Al-Qur’an melalui metode Iqro.

K.H. As’ad Humam telah meninggalkan kita untuk selamanya. Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil Allah SWT. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan Ramadhan hari Jum’at (2/2) sekitar Pukul 11:30. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi. Beliau sangat layak disebut sebagai pahlawan bagi kita semua. Meskipun beliau telah meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan menjadi kebaikan bagi beliau yang terus mengalir menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah.

Sejarah Perkembangan Seni Tari Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, adat istiadat dan kesenian, salah satu nya adalah seni tari. Nah pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang sejarah perkembangan seni tari di Indonesia mulai dari jaman prasejarah sampai jaman modern.

A. Jaman Prasejarah

Jaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Bentuk dan wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang bersifat imiatatif. Sebagai contoh, menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan dan penyembuhan penyakit.

B. Jaman Hindu-Budha

Pada jaman Hindu-Bundha, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dari India. Beberapa jenis tari pada jaman Hindu-Budha seperi tari-tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian klasik yang beratistik tinggi. Sebagai contoh wayang wong dan wayang topeng.

C. Jaman Islam

Pada jaman Islam, seni mengalami kejayaan. Penggarapannya kebanyakan di keraton yaitu kasutanan dan kesultanan. Kedua kerajaan tersebut mengembangkan identitasnya yang akhirnya menjadi dua jenis tari yaitu kasunanan dan kasultanan.

D. Jaman Penjajahan

Pada jaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam suasana peperangan dan penjajahan.

E. Jaman Kemerdekaan Sampai Sekarang

Setelah merdeka, peran tari mulai difungsikan untuk keagamaan ataupun sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi terhadap seni tari klasik karena banyaknya pengaruh budaya Asing yang masuk ke Indonesia.

Demikiam gambaran umum tentang sejarah seni tari di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Sunday 17 January 2016

BIMBANG

Untukmu masa laluku, rindumu masih saja menyeru
Dalam telinga tanpa suara
Mengalir deras membentur batu yang keras
Mendorong pintu hati untuk bersemayam lagi
Meski ingkarnya janji masih menyakiti

Aku tak tahu arah langkahku
Inginku pergi jauh mendayung
Melupakan segala rasa benci
Namun arus deras memaksaku berjalan mundur
Menepi dengan segenap rasa gundah
Menafsirkan kata hati yang tak tah arti

Entah...
Sampai kapan aku bisa melupakanmu
Dalam nafasku selalu tersemat suara rindu
Sanubariku menginginkan sebuah temu
Meski bibir selalu menolak itu

Kelip bintang tertutup rasa bimbang
Sinar rembulan terkalahkan harunya perasaan
Kilau mentari terlebur oleh pilunya hati

Saturday 16 January 2016

Mungkin Khilafku

Mungkin mencintaimu adalah khilafku, menyandingmu cuma anganku.
Tapi bagiku tak masalah, karena aku akan terus melangkah.
Memburu cinta meski dirimu berkata itu dusta.
Menunggu hingga lautan kering walaupun kebahagiaan bersamamu tak kunjung mengiring.
Aku memang bukan bunga yang mekar, bukan pula petir yang menggelegar.
Tapi yang jelas aku bukan ular, datang melilit lalu pergi meninggalkan rasa sakit.
Melawan arus rindumu yg memanjang menjadikanku semakin meradang.

Mimpi...
Iya, karena saat ini hanya imajinasi yang ku perjuangkan menjadi realisasi.
Sulit memang, sebab harus menjadi satu diantara ribuan pemenang.
Mendorongku lebih semangat, berlari diatas api cinta yang menyengat.
Menggedor pintu hatimu begitu kuat hingga dapat ku peluk erat.

Begitu mengharapmu bukan berarti tak bisa menemukan cinta yang lain, tapi menegaskan bahwa hatimu bukan tempatku bermain-main.
Mungkin ini dipandang sebelah mata bahkan sangat terhina.
Percayalah, suatu saat kamu melihat mekar bunga akan merekah tumbuh tinggi dalam sanubari.
Menempatkan hati dalam suatu sisi yang abadi.

@Wieldanihayt