Untukmu masa laluku, rindumu masih saja menyeru
Dalam telinga tanpa suara
Mengalir deras membentur batu yang keras
Mendorong pintu hati untuk bersemayam lagi
Meski ingkarnya janji masih menyakiti
Aku tak tahu arah langkahku
Inginku pergi jauh mendayung
Melupakan segala rasa benci
Namun arus deras memaksaku berjalan mundur
Menepi dengan segenap rasa gundah
Menafsirkan kata hati yang tak tah arti
Entah...
Sampai kapan aku bisa melupakanmu
Dalam nafasku selalu tersemat suara rindu
Sanubariku menginginkan sebuah temu
Meski bibir selalu menolak itu
Kelip bintang tertutup rasa bimbang
Sinar rembulan terkalahkan harunya perasaan
Kilau mentari terlebur oleh pilunya hati
No comments:
Post a Comment